Kamis, 28 Maret 2013

Cinta Sampai Mati

Putus dengan Arjuna yang terakhir ini membuat Adinda nyaris putus asa. Hidupnya seakan tak lagi ada gunanya. Empat belas bulan hari-hari dilalui bersama Arjuna membuat ia bangkit dari keterpurukan masalah hidupnya. Tapi kini tak ada lagi cerita manis di antara hari-hari mereka berdua. Ia sudah tak kuat lagi rasanya hidup tanpa ada Arjuna yang selalu memberi insprirasi dan semangat. Sakit gigi itu sakitnya minta ampun, ini lagi sakit hati tak hanya sakit aja akan tetapi suakiiiiiiiiittt sekali rasanya, begitu keluhnya dalam batin.

Entah ada beberapa lelaki yang mencoba mendekatinya, tapi lagi-lagi ia tak kuasa untuk meninggalkan Arjuna dari hati dan pikirannya. Walaupun banyak lelaki yang lebih keren, lebih kaya, lebih dan lebih dari Arjuna, baginya hanya Arjuna lah yang terbaik bagi diri dan keluarganya. Pokoknya bagi Dinda, Arjuna is the best of her heart and living.

Ia mencoba menghibur diri dengan menyibukkan diri di kantornya. Ditambah lagi tiap akhir pekan selalu dipakainya untuk travelling ke mana aja. Gak perlu jauh-jauh yang penting hati dan pikiran bisa fresh. Kalau disuruh melupakan Arjuna tentu takkan bisa, karena bagaimanapun juga Arjuna smemiliki keistimewaan tersendiri di hati Adinda. Terkadang ia chatting di facebook dan update status yang bisa bikin ngakak untuk mengusir kejenuhan dan kekecewaan di hatinya.


Setahun telah berlalu….

Baru saja ia berkenalan dengan Bima yang dianggapnya memiliki keistimewaan hampir sama dengan Arjuna. Tidak cakep, tidak kaya, tetapi hatnya yang begitu lembut, yang begitu smart membuat Adinda mau jalan bersama Bima. "Dinda, maukah kamu menjadi istriku dan juga ibu buat anak-anakku?" pinta Bima suatu hari. "Hmm…. Saya bersedia, Mas." Ia tersenyum malu. "Tapi, apakah Mas Bima benar-benar menyayangiku dan menerima apa adanya?" "Dinda, di dunia ini tidak ada manusia satupun yang sempurna. Dan rasanya tidak adil bila aku menginginkan kamu menerimaku dan anak-anakku sedangkan aku tidak menerimamu secara qana’ah." Dinda bahagia. Tersenyum manis. Semanis wajahnya yang memiliki tahi lalat di dagu dan menambah kecantikan wajahnya. Baru kali ini Adinda bisa tersenyum ikhlas. Seikhlas ia menerima Bima yang baru enam bulan ditinggal mati istrinya dengan dua anak yang masih kecil-kecil dan tiga bulan yang lalu Tuhan mempertemukan dengan dirinya melalui petunjuk di mimpi dengan berkenalan mealui dunia facebook. Pernikahan yang sederhana digelar.

Rupanya Tuhan nggak mau lama-lama buat mereka untuk memiliki momongan dari rahim Adinda. Begitu bahagianya hati Adinda. Ia yang memang sayang anak-anak, sekarang memiliki buah hati sendiri dari orang yang ikhlas mencintainya. Tapi malang tak dapat ditolak. Kebahagiaan itu hanya sesaat. Disaat Adinda bahagia bersama suaminya kini dan anak-anak yang mencintainya, Arjuna tiba-tiba muncul di hadapannya tanpa ia sadari. Tanpa kesengajaan. Hanya kebeulan ada suatu acara yang menakdirkan kembali mereka bertemu. Ternyata Arjuna telah bercerai dari istri keduanyaa yang ternyata seorang perempuan munafik. Di depannya telihat kalem, anggun dan sayang anak. Tetapi di belakang Arjuna istri yang diceraikannya itu menyiksa yang teramat pedih hingga mengakibatkan putra Arjuna meninggal. Arjuna menyesal meninggalkan Adinda demi perempuan perempuan munafik itu. Ia menyesal tak percaya Adinda dan ketulusan serta kesetiaan Adinda.

Lalu, apa yang terjadi kemudian ? Apakah Adinda dan Arjuna akan berbalikkan dan Adinda meninggalkan Bima dengan perceraian ?


======> Sebenarnya Adinda ini tipe perempuan penyayang dan setia. Ia sempat putus dengan mantan-mantannya bukan atas sepihak namun telah disepakati berdua antara dirinya dengan sang mantannya. Kecuali Arjuna yang meninggalkan demi perempuan yang menyebabkan putra Arjuna meninggal dunia. So, begitu hancur hatinya saat ia ditinggal oleh Arjuna yang begitu disayanginya dengan tulus ikhlas. Hanya demi perempuan paling biasa yang kini ia sudah diceraikannya. Adinda sebenarnya sudah merasakan. Hatinya yang muda peka, panca indra keenamnya yang tidak kalah dengan paranormal-paranormal beken ia tidak kaget saat bertemu Arjuna yang menceritakan keadaan dirinya saat ini. Hati Adinda dan Arjuna memang begitu kuat. Mereka sesuatu yang berbeda. Bahkan Adinda yang saking sayangnya pada Arjuna karena hati dan cintanya pada manusia untuk menemani hari-harinya hanya untuk Arjuna seorang. Ia terima tawaran cinta kembali bersemi di antara mereka. Keinginan untuk segera menikah lagi dengan pujaan hatinya itu ia terima dengan hati gembira. Ia lupa bila ada suami dan anak kini. Ooh Adinda…Adinda… Rasa gembira Adinda yang mungkin sudah kelewat batas membuat Bima curiga. Tidak seperti biasanya Adinda sering pulang sore bahkan malam hari jam tujuh an setelah pulang kerja. Bahkan tidak ada kabar telpon maupun SMS yang mengabarkan bila Adinda pulang terlambat. Perhatian pada anak-anak dan diri Bima juga dirasakan ada yang kurang. Bahkan nyonya Bima itu sering marah-marah bila Bima mengintip facebook dan SMS di handphonenya. Satu bulan setengah ini kerukunan dan keharmonisan keluarga tidak nampak lagi. Yang biasanya Adinda selalu mengajaknya jalan-jalan ke taman wisata kini seolah tidak ada lagi. Alasannya bila suaminya mengajaknya jalan-jalan selalu alasan capek atau malas lah. Ada-ada saja alasan Adinda yang berubah menjadi wanita yang misteri. Kesabaran ada batasnya. Bima tak bisa menyimpan lagi rasa kesalnya pada sikap dingin istrinya. Ia ikuti ke mana Adinda minggu pagi sudah tampil cantik dan pergi keluar rumah dengan Carnival silvernya.

Ternyata……

Bima marah-marah. Ia menantang apa kemauan istri yang disayanginya? Kaget dan tidak disangka-sangka ternyata perubahan dratis peremupuan manis yang dulunya setia malah mengajukan surat permohonan cerai yang siap di tandatangani. Bagaikan disambar petir, kaget bukan kepalang. Segitukah hati Adinda yang mudah pindah ke lain hati hanya karena ingin meneruskan dengan sang mantan yang ternyata lebih dicintainya ketimbang dirinya.
So.. selama ini aku hanya jadi pelampiasan atas kekecewaan hati setelah ditinggal kekasihnya berpaling kepada perempuan lain? Batinnya begitu sakit mendengar penjelasan Adinda yang masih mencintai mantannya dan ingin menikah dengan mantannya itu.. “Dik, kamu tidak kasihan dengan anak-anak yang masih rindu belaian kasih sayangmu?” tanya Bima suaminya. Memohon agar sebisa mungkin mencabut gugatan cerainya. Seharusnya anak yang lebih dia prioritaskan. Mengapa ini justru kekasih yang pernah menyakiti hatinya yang ia prioritaskan? “Aku tidak bisa hidup dalam kebohongan, Mas. Maafin aku ya bila selama ini menyakiti kamu.Aku sudah mencoba belajar menerima dan mencintaimu apa adanya, tapi cintaku pada mantanku jauh lebih aku inginkan untuk menjadi suamiku.Maafin aku, Mas,” Adinda memang sayang banget sama anak-anak bawaan suaminya. Ia tidak membedakan antara abnnak tiri dengan anak yang dilahirkan dari rahimnya. Baginya anak itu pemberian terbesar. Mereka anak tiri walau tidak lahir dari alam rahim tapi lahir dari hati yang paling dalam. Dan itu ia lakukan dengan tulus ikhlas. Tapi melanjutkan menikah dengan Bima? Ia tidak bisa. Ia tidak bisa membohongi diri sendiri bila masih mengharapkan Sang Arjuna. Sekarang Sang Arjuna telah kembali padanya keputusan itu sudah bulat. Mantap.

=====> Perceraian pun tak dapat dihindari.

Arjuna sayang banget sama Adinda. Begitu pula sebaliknya. Bila Arjuna menghapus semua bayangan dan kenangan bahkan semua kenangan termasuk photo-photo maupun barang apapun yang ada kaitannya dengan perempuan munafik yang pernah jadi istri kedua baginya ia bakar dan buang jauh-jauh abunya. Ia tak lagi ingin mengingatnya. Bukan dianggapnya mati, tapi dianggapnya tidak pernah ada perempuan munafik itu. Berbeda dengan Adinda. Walau sudah memiliki anak dan suami yang mapan ia lebih memilih kembali kepada cinta lamanya yang hanya bermodal kekuatan hati. Lha Bima juga memiliki kekuatan hati. So cinta memang mengalahkan segalanya. Tanpa kekayaan duniawi. Adinda rela meninggalkan semua itu dengan Cinta Lama Bersemi Kembali yang kata orang sekarang CLBK. Ooh Adinda… Adinda teganya dirimu kini… Manakah kesetiaan akan hatimu ? Mengapa begitu cepat menghilang hanya karena faktor X dari Sang Mantan ? Pernikahannya dengan Bima sebenarnya sudah tenang. Bahagia. Kehancuran hanya satu. Adinda masih mencintai Arjuna. Dan kembali merajut tali cinta kasih yang sempat terputus. Kini. hidup sederhana bersama Arjuna ia jalani. Bila sama Bima rumah megah di kawasan elite, mobil mentereng telah ia dapatkan pula dari suaminya ia lepaskan begitu saja. Ia merasa nggak membutuhkan lagi Honda Jazz warna putih kesukaannya. Ia berikan kembali kepada mantan suami yang mencintainya dengan tulus dan ikhlas. Kini hanya rumah kecil yang masih nyicil, sepeda motor yang juga belum lunas cicilannya itulah yang biasa digunakan Arjuna mengantar Adinda bekerja. Hingga punya dua anak yang lahir kembar, perempuan cantik yang lucu. Sementara Bima yang didorong-dorong oleh keluarganya agar menikah yang ketiga kalinya udah nggak akan dilakukannya kembali. Cukup sudan sekali pernikahan pertama yang berpisah karena maut istrinya yang telah pergi meninggalkannya dan dua putrinya. Yang kedua cukup sudah dengan perceraian akibat perselingkuhan dengan cinta lama istrinya. Masa depannya kini hanyalah membesarkan anak-anaknya dan memberikan ilmu hati agar tidak dendam pada Mama Dinda walau telah mengkhianati cinta papanya tapi tetaplah seorang Bunda yang menyayangi semua anak-anaknya dari hati. Mama Adinda tetap ada di hati Papa Bima. Sementara kehidupan Arjuna dan Adinda juga adem ayem. Dari dulu mereka memang belajar saling menerima takdir dan tidak ngoyo menjalani hidup dengan cara mengejar materi. Mereka malah sering mendatangi pengajian-pengajain dan dzikir berjamaah untuk memohon ampunanNYA. Adinda telah berbuat yang tidak seharusnya ia lakukan sebagai wanita yang telah menikah. Ia tidak seharusnya berselingkuh. Gara-gara ia berselingkuh ia tidak lagi bisa bersama buah hatinya setip hari, setiap saat. Duh.. mengapa nasibku seperti ini ya? Mengapa tidak bisa bisa menjaga kesetiaan htai dan cintaku pada suami dan anak-anakku? Hanya demi hatiku yang masih terpaut pada mantanku. Egoisnya diriku ini. Lemahnya aku. Bodohnya aku. Ampunilah dirimu yang kotor ini, Duh Gusti…!!! Adinda yang baru tahu sejakrajin mengikuti tausiyah-taisiyah, bahwasannya bila seorang perempuan yang telah bersuami itu dilarang untuk jatuh cinta pada lelaki lain apalagi bila terjadi perceraian, dan sudah ada anak dalam perkawinannya tentu saja istri tidak lagi mendapat hak perawatan dan perasuhan. Karena apa? Bukankah anak lahir dari rahim seorang perempuan? Karena seorang perempuan itu identik dengan mengurus segala keperluan rumah tangga ter,masuk anak-anak. Nah, bila perempuan berbuat tidak baik dengan berselingkuh dan menikah dengan selingkuhannya tentu saja perempuan itu sdah tidak ada artinya apa-apa. Akhlaknya yang buruk. Walau terlihat sebagai perempuan kalem, alim, tetap saja hati yang bicara. Ia hanyala perempuan lemah dan tak pantas menjadi ibu. Didikan yang keliru untuk menjadi contoh anak-anaknya. Meninggalkan suami dan anak demi cintanya pada manusia yang lain.


Mau tahu lengkapnya? Tunggu tanggal mainnya aja di blog ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar